Greeners.Co Kenali Pelestarian Mata Air Lewat Penanaman Pohon Bersama Resan Gunungkidul
Oleh : Dini Jembar Wardani
Media Lingkungan Greeners.Co dalam kesempatan program Editorial Trip Kota Yogyakarta tengah mengunjungi wilayah Kabupaten Gunungkidul. Dalam kunjungannya, tim Greeners.Co menyempatkan berkunjung ke Sendang Mojosari untuk mengenali tentang kelestarian mata air, yang menjadi gerakan kesadaran oleh Komunitas Resan Gunungkidul lewat penanaman pohon.
Peran pohon penyimpan air atau yang lumrah disebut dengan Resan di Gunungkidul memiliki manfaat baik sebagai pelindung mata air. Komunitas Resan Gunungkidul sejak 2018 telah memulai untuk menjaga mata air di wilayah tersebut lewat pelestarian pohon.
Lewat kiprahnya ini, Resan Gunungkidul juga memiliki kegiatan rutin membibit dan menanam bakal resan. Selain itu, mereka juga ikut merawat dan membersihkan sumber air, melaksanakan upacara penghormatan, pemuliaan pohon resan, serta kadangkala membantu upacara adat sesepuh setempat untuk nglangse (menyelimuti) pohon resan.
Berbincang di bawah rindangnya resan preh, pendiri Komunitas Resan di Gunungkidul, Edi Padmo bercerita tentang awal mula melakukan pelestarian air lewat pohon. Caranya cukup sederhana, mereka hanya bermodal itikad baik dan konsistensi bersama secara kuat dalam melakukan pelestarian tersebut.
“Saya banyak berpikir bagaimana alam yang semakin tidak ramah dan menimbulkan kesulitan seperti bencana alam, terus kemarau panjang kaya sekarang ini, El Nino ini mempengaruhi kehidupan masyarakat. Lalu kami lakukan untuk menanam pohon dan saya mencoba berdiskusi tentang keadaan alam ini, akhirnya banyak teman-teman yang merespon,” ujar Edi.
Mendengarkan cerita dari Edi soal perjalanan Komunitas Resan Gunungkidul ini telah memberikan sebuah pandangan baru soal kedekatan alam dan manusia. Sebab, alam telah memberikan banyak kehidupan bagi manusia. Begitupun manusianya perlu menjaga alam dengan baik agar tetap lestari. Hal itulah yang selama ini Resan Gunungkidul lakukan.
Pelajari Sejarah untuk Eksplorasi Mata Air
Tak sekadar itu, lima tahun komunitas ini menjajaki eksplorasi mata air tidak lepas dari bantuan masyarakat lokal. Pasalnya, dalam eksplorasi mata air ini, Resan Gunungkidul terus mempelajari cerita dari para sesepuh.
“Sesepuh itu pernah kontak langsung dengan mata air itu, baik dengan air atau upacara adat di situ. Kadang saat ini sumber air itu terabaikan, karena mindset di masyarakat sekarang tentang mendapatkan air mulai menurun,” ujar Edi.
Saat ini, sudah ada 14 titik sumber air yang pernah Resan Gunungkidul konservasi. Edi menambahkan, dirinya dan masyarakat telah terlibat dalam proses konservasi ini sejak sumber air tertutup sedimen atau endapan lumpur hingga kadang air berhasil dikeluarkan. Namun, pada musim kemarau banyak mata air yang kembali mengering, hal ini terjadi ketika kurangnya jumlah pohon resan di sekitar sumber air atau banyak pohon resan yang ditebangi bahkan mati.
Sementara itu, bertemu dan berbincang langsung dengan para anggota Komunitas Resan Gunungkidul ini telah menambah wawasan baru bagi tim Greeners.Co. Mereka telah menularkan seutas semangat, kesederhanaan, dan prinsip yang digelutinya dalam menjalani hidup dengan terus melestarikan alam.
Berbincang di bawah rindangnya resan preh, pendiri Komunitas Resan di Gunungkidul, Edi Padmo bercerita tentang awal mula melakukan pelestarian air lewat pohon. Caranya cukup sederhana, mereka hanya bermodal itikad baik dan konsistensi bersama secara kuat dalam melakukan pelestarian tersebut.
“Saya banyak berpikir bagaimana alam yang semakin tidak ramah dan menimbulkan kesulitan seperti bencana alam, terus kemarau panjang kaya sekarang ini, El Nino ini mempengaruhi kehidupan masyarakat. Lalu kami lakukan untuk menanam pohon dan saya mencoba berdiskusi tentang keadaan alam ini, akhirnya banyak teman-teman yang merespon,” ujar Edi.
Mendengarkan cerita dari Edi soal perjalanan Komunitas Resan Gunungkidul ini telah memberikan sebuah pandangan baru soal kedekatan alam dan manusia. Sebab, alam telah memberikan banyak kehidupan bagi manusia. Begitupun manusianya perlu menjaga alam dengan baik agar tetap lestari. Hal itulah yang selama ini Resan Gunungkidul lakukan.
Pelajari Sejarah untuk Eksplorasi Mata Air
Tak sekadar itu, lima tahun komunitas ini menjajaki eksplorasi mata air tidak lepas dari bantuan masyarakat lokal. Pasalnya, dalam eksplorasi mata air ini, Resan Gunungkidul terus mempelajari cerita dari para sesepuh.
“Sesepuh itu pernah kontak langsung dengan mata air itu, baik dengan air atau upacara adat di situ. Kadang saat ini sumber air itu terabaikan, karena mindset di masyarakat sekarang tentang mendapatkan air mulai menurun,” ujar Edi.
Saat ini, sudah ada 14 titik sumber air yang pernah Resan Gunungkidul konservasi. Edi menambahkan, dirinya dan masyarakat telah terlibat dalam proses konservasi ini sejak sumber air tertutup sedimen atau endapan lumpur hingga kadang air berhasil dikeluarkan. Namun, pada musim kemarau banyak mata air yang kembali mengering, hal ini terjadi ketika kurangnya jumlah pohon resan di sekitar sumber air atau banyak pohon resan yang ditebangi bahkan mati.
Sementara itu, bertemu dan berbincang langsung dengan para anggota Komunitas Resan Gunungkidul ini telah menambah wawasan baru bagi tim Greeners.Co. Mereka telah menularkan seutas semangat, kesederhanaan, dan prinsip yang digelutinya dalam menjalani hidup dengan terus melestarikan alam.
Salam resan, salam lestari