Sistem Tanam BAIS Komunitas Resan Gunungkidul

Sistem Tanam BAIS



Teknik Sistem Tanam BAIS adalah metode sistem tanam di Komunitas Resan Gunungkidul yang merupakan akronim dari penggabungan tiga media (Batu, Ajir Infus dan Sabut kelapa) sebagai solusi menanam bakal pohon resan saat musim kemarau atau kondisi tanah tandus, kering dan panas.

Menanam bibit pohon resan di musim penghujan mungkin bukanlah kendala bagi kami, namun bagaimana ketika musim kemarau datang dan lahan menjadi tandus, kering dan panas?.

Dari pengamatan kami di lapangan beberapa dari bibit yang kita tanam menjadi layu, mengering dan akhirnya mati karena kekurangan air. Upaya penyiraman telah dilakukan dengan mengunjungi titik-titik tanam, namun karena keterbatasan kami ditengah kesibukan teman-teman resan, juga faktor medan dan jarak tempuh membuat kami kesulitan. Di sisi lain ditemukan juga ada yang mati karena terbakar, disebabkan banyaknya seresah daun kering di musim kemarau sangat riskan dan mudah sekali terbakar.

Dalam obrolan santai kawan-kawan resan, hal tersebut selalu menjadi topik menarik untuk dibicarakan, mulai dari kendala-kendala sampai pada upaya yang sudah dilakukan, ataupun yang mungkin bisa ditempuh sebagai solusi efisien menurut kemampuan kami.

Salah satu dari upaya kawan-kawan resan di Laboratorium Alam Umbul Komplet melakukan riset sekaligus menguji-cobakan perpaduan teknik menanam menggunakan media sepet (sabut kelapa), sistem ajir infus batang bambu dan media batu sebagai pengganti mulsa.
  1. Media Sepet atau sabut kelapa akan berfungsi sebagai penyimpan air dan menjaga akar tanaman supaya tetap lembab sekaligus membatasi kontak langsung dengan panasnya tanah dimusim kemarau.

  2. Sistem Ajir Infus batang bambu bertujuan untuk efisiensi air, sekaligus sebagai penanda supaya tanaman mudah dikenali dan terhindar dari kerusakan.

  3. Media Batu sebagai pengganti mulsa dengan cara ditata melingkari pokok tanaman resan, bertujuan untuk menjaga kelembaban serta mengurangi penguapan disekitar permukaan, sekaligus sebagai pembatas/ penghalang rambatan api dari kebakaran seresah daun kering yang terbakar.

Penggabungan dari beberapa teknik tersebut menjadi pilihan solusi alternatif serta memupuk harapan baru bagi kami, sebagai bekal untuk melewati kondisi di musim kemarau di tahun-tahun berikutnya.

Berikut Teknis yang disampaikan dari kawan-kawan resan di Laboratorium Alam Ngumbul Komplet:

Alat dan Bahan:
  1. Persiapan alat: Cangkul dan/atau dodos, gergaji kayu, paku kecil dan/ bor tangan dengan mata bor kecil, ember/bak air.
  2. Persiapan bahan: Sabut kelapa kering, bambu, kapas.
Langkah Pengerjaan:
  1. Rendam dan Cuci kemudian bilas sampai bersih sabut kelapa memakai air dengan tujuan menghilangkan zat tanin (berwarna kuning kemerahan) yang terkandung di dalamnya.
  2. Siapkan potongan bambu dengan panjang kurang lebih 150cm, kemudian lubangi sekat-sekat ruas bambu yang ada, hingga menyisakan ruas terakhir saja untuk menahan air. Untuk jalan air keluar buatkan satu lubang kecil pada bambu bagian bawah menggunakan bor tangan, kemudian sumbat menggunakan sabut kelapa atau kapas, supaya air hanya meresap ke media sabut kelapa.
Langkah Penanaman
  1. Buat lubang tanam berukuran sekitar 35cm x 35cm dengan kedalaman kurang lebih 40cm menggunakan cangkul dan/atau dodos, untuk meminimalisir gangguan hewan rayap atau serangga pemakan akar lainnya. Kedalaman galian bertujuan juga menjaga kelembaban tanah sehingga lubang tanam tak mudah kering. 
  2. Siram lubang tanam menggunakan air secara merata supaya suhu dan tekstur tanah memungkinkan untuk ditanami.
  3. Masukkan sabut kelapa yang masih berbentuk bulat melingkar ke dalam lubang tanam, posisikan dan atur menyerupai mangkuk/ polybag. 
  4. Letakkan bibit pohon resan kedalam sabut kelapa. Pilihlah bibit yang sehat, dengan tinggi minimal 90cm, usahakan jenis pohon resan berdaun tebal misalnya: Jambu Air, Gayam, Benda, Bulu dan beberapa jenis ficus berdaun tebal lainnya untuk penanaman di lahan kering atau musim kemarau. Menurut observasi kami di Laboratorium Alam Umbul Komplet, bibit pohon Resan tersebut lebih tahan terhadap cuaca kering.
  5. Letakkan dua media bambu infus diatas sabut kelapa di sisi barat pokok bibit tanaman resan, hal ini dimaksudkan supaya bibit tanaman mendapatkan sinar matahari setengah hari saja, untuk mengurangi stres terik cahaya, posisikan tegak berdiri agar volume bambu dapat terisi air secara maksimal. Posisikan juga lubang resapan air agar mengarah ke akar tanaman. Bambu ini nantinya juga berfungsi sebagai patok penanda atau ajir tanaman.
  6. Tutup lubang tanam menggunakan tanah secukupnya kemudian siram merata pokok tanaman menggunakan air.
  7. Isi bambu infus dengan air sampai penuh kemudian tutup supaya tidak menguap.
  8. Tata batu melingkari pokok tanaman sebagai pengganti mulsa dan pembatas/ penghalang rambatan api.




Berikut salah satu dari beberapa upaya kami untuk tetap dapat menanam meskipun di musim kemarau dengan kondisi tanah yang tandus, kering dan panas. Metode ini hanyalah langkah kecil dari kami, kesadaran masyarakat sekitar untuk ikut merawat dan menjaga bibit pohon resan adalah harapan terbesar kami. Maka dari itu disetiap kegiatan penanamam tak lupa selalu kita sampaikan juga mengajak masyarakat sekitar terutama generasi muda, untuk bersama menjaga dan merawat tanaman bakal pohon resan agar tetap hidup, tumbuh dan lestari.






Salam Resan, Salam lestari

Oleh: Onggo
#resan #resangunungkidul #bais #sistemtanam #tanambais #sistembais #sistemtanambais



3 Komentar

Lebih baru Lebih lama